Senin, 21 Januari 2013

DENGAN LUBANG BIOPORI DAN SUMUR RESAPAN, MEMPERKECIL TERJADINYA BANJIR

DENGAN LUBANG BIOPORI DAN SUMUR RESAPAN, MEMPERKECIL TERJADINYA BANJIR
Banjir terjadi karena air permukaan yang ada tidak tertampung / terakomodasi oleh jaringan yang tersedia
Rumusnya : Air permukaan > Kapasitas jaringan yg tersedia = Banjir.
Air Permukaan terdiri dari 2 elemen, yaitu hujan dan proses aktifitas manusia .
Hujan, adalah proses alami yang tidak bisa dihindari, kita tidak bisa mengelak turunnya hujan. Meski memang tindakan manusia mempengaruhi keseimbangan alam.
Disini saya ingin katakan, bahwa siapapun kita, individu, koorporate,   maupun instansi/kembaga bersama-sama pemerintah dalam segala aktivitasnya mempunyai tanggung jawab yang sama dalam proporsi masing-masing untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjadi banjir.
Kita sebagai individu bertanggung jawab atas perilaku kita dalam menjaga, memelihara lingkungan dimana kita hidup dan tinggal.
Banyak yang bisa kita lakukan tanpa harus menunjuk hidung pihak lain, mulai dari kedisiplinan kita untuk tidak membuang sampah sembarangan, tidak seenaknya menyedot air tanah , membersihkan got sekitar rumah kita sampai upaya “memperbaiki” lapisan tanah dengan membuat “Lubang Resapan Biopori ( LRB )” dan menangkap air permukaan agar menjadi cadangan air tanah dengan membuat “Sumur Resapan”.

LRB ( Lubang Resapan Biopori ).


Lubang Resapan Biopori, relative lebih murah dan mudah dengan diameter 10 – 15 cm dengan kedalaman 1 – 1,5 meter.
Karena ukuran yang kecil, LRB lebih diarahkan untuk menggemburkan lapisan tanah, sehingga subur dan mudah menyerap air permukaan.
Dengan menggunakan alat sederhana yg bisa kita beli disetiap toko material, atau kalau dikampung kita bisa membuatnya dengan batang bamboo yang ujungnya kita belah 3 kita bisa mulai “ngebor “ tanah untuk membuat lubang kemudian mulut lubang diperkuat dengan adukan semen atau Klem sambungan pipa PVC agar lubang tetap terjaga tidak longsor, setelah itu kita isi lubang itu dengan sampah dapur, daun2an, pangkasan rumput dll. Sampah organic yg kita masukkan dalam LRB akan berproses menjadi kompos yang kemudian bisa kita ambil untuk pupuk tanaman. Lubang yg sudah kita ambil komposnya diisi lagi dengan sampah organic.
                       Contoh alat bor:


Sehingga dengan LRB banyak manfaat yg bisa kita ambil, yaitu menggemburkan tanah, menyerap air permukaan  yang nota bene mengurangi volume air permukaan, artinya dalam skala kecil kita ikut mencegah banjir dan dimusim kering kita panen pupuk kompos.
Semakin banyak LRB dibuat, semakin banyak kita memetik manfaat.  Idealnya jarak LRB satu dengan lainnya antara 50 – 100 cm.

Sumur Resapan.
Dengan sumur resapan, kita bisa ikut “menabung air” didalam tanah dengan cara mengarahkan air permukaan masuk dalam sumur resapan yang sudah kita persiapkan. Itu artinya kita berkontribusi untuk menjaga ketersediaan cadangan air dalam tanah, sekaligus mengurangi secara siknifikan air mengalir dipermukaan yang artinya berkontribusi mencegah terjadinya banjir.




Sumur resapan memang relative lebih mahal dibanding membuat Lubang Resapan Biopori. Tetapi dalam beberapa situasi, Sumur Resapan menjadi alternative pilihan yang harus kita ambil. Sebagai contoh, saya mempunyai halaman rumah yang relative lebih rendah dari jalan yang apabila hujan turun, air dihalaman menggenang. Kemudian saya membuat Sumur Resapan dihalaman yang menampung bukan saja air hujan tetapi juga air limbah rumah tangga yang sebelumnya ditampung dulu dalam bak control untuk mencegah minyak dan limbah deterjen masuk ke sumur.
Alhamdulilah sejak saat itu setiap hujan turun tidak ada lagi genangan air dihalaman.
Memang Sumur Resapan yg saya buat relative lebih mahal. Dengan menggunakan buis beton ukuran diameter 80 cm sedalam 4,00 meter dan dipermukaan saya tutup dengan plat beton berlubang ventilasi dari pipa PVC 4” menghabiskan kurang lebih Rp 4 juta termasuk salurannya.
Sebagai gambaran saya lampirkan gambar yang saya copy dari  YudhaKaryadi. (mohon ijin), sebagai gambaran sumur resapan yang saya buat.
Lubang resapan saya tutup dg plat beton bertulang dan diatasnya saya tutup dengan rumput setelah sebelumnya diberi lubang ventilasi menggunakan T-shock PVC 4"
Last but not least, ayo kita lestarikan lingkungan kita. Jangan lagi kita eksploitasi habis2an cadangan air tanah tanpa memberi  kesempatan alam recovery.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar